Kamis, 14 Oktober 2010 , 08:49:00
KETAPANG – Mengatasi meluapnya air
Kanalisasi Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan perlu
diperhatikan pintu kanal. Junaidi SP, anggota DPRD Ketapang menyebutkan
salah satu pintu air yang perlu diperhatikan adalah di Desa Pematang
Gadung.
“Sebaiknya pintu air Desa Pematang Gadung dibuang saja, biar arus kanal menjadi lancar dan air bisa keluar melalui Sungai Pesaguan, sekarang saya sedang di Pematang Gadung,” kata anggota Komisi II DPRD Ketapang membidangi Kesejahteraan Rakyat dari anggota Fraksi Partai Golkar Kalau pintu air tersebut dibuang, Junaidi berpendapat air akan lancar.
Dengan begitu rumput yang menggenangi Kanal akan terbawa oleh arus air, sehingga Kanal pun bersih dan air dapat mengalir dengan lancar. “Seperti cerita dahulu yang heboh di kanal, itu khan rumput kumpai terbawa oleh arus,” lanjutnya. Mengatasi luapan air tersebut Pemkab Ketapang sudah menurunkan alat berat. Bupati Ketapang, Drs Henrikus M.Si juga langsung meninjau aktifitas pegawai Pemkab Ketapang mengatasi agar luapan Sungai Pawan tidak menimbulkan dampak serius di sekitar Kanalisasi Desa Sungai Pelang.
Bupati bersama pengurus TP-PKK Kabupaten Ketapang langsung menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Pantauan Pontianak Post, meluapnya kanal di Desa Sungai Pelang, merupakan meluanya debit air di kawasan gambut akibat tingginya curah hujan, serta gambut sebagai daerah resapan. Selain itu, air Sungai Pawan yang meluap juga masuk ke kanal. Ini dapat terlihat dari arus air pada saat dalam berasal dari arah Sungai Pawan masuk ke kanal.
Pintu air pada kanal yang tak jauh dari Sungai Pawan juga sudah tidak ada. Pada beberapa saluran air itu, tak ditemukan lagi pintui air yang bisa menahan masuknya air dari Sungai Pawan. Kawasan gambut Sungai Pelang dan sekitar merupakan penampung air dari Matan Hilir Selatan Tumbang Titi, Pemahan, dan sekitarnya.
Kawasan gambut ini dipisahkan oleh Sungai Pawan dengan hamparan Gambut, Tanjungpasar, tanjungpura, Mayak, Ulak Medang, Sepahan, sampai sungai Kelik.
Dua kawasan gambut inilah yang menjadi benteng alamkarena menyerap air dari daerah perhuluan sebelum dilepas ke laut.
Sementara itu, kondisi banjir di daerah perhuluan mulai surut. Namun air tersebut bertahan di sekitar Desa tanjungpasar, Tanjungpura, Mayak, Ulak Medang dan sekitarnya. Transportasi darat menuju desa pesisir pawan ini masih terputus oleh banjir. Arus sungai juga masih deras, luapan air juga masih menggenani jalan desa, dan lantai rumah warga.(ndi)
“Sebaiknya pintu air Desa Pematang Gadung dibuang saja, biar arus kanal menjadi lancar dan air bisa keluar melalui Sungai Pesaguan, sekarang saya sedang di Pematang Gadung,” kata anggota Komisi II DPRD Ketapang membidangi Kesejahteraan Rakyat dari anggota Fraksi Partai Golkar Kalau pintu air tersebut dibuang, Junaidi berpendapat air akan lancar.
Dengan begitu rumput yang menggenangi Kanal akan terbawa oleh arus air, sehingga Kanal pun bersih dan air dapat mengalir dengan lancar. “Seperti cerita dahulu yang heboh di kanal, itu khan rumput kumpai terbawa oleh arus,” lanjutnya. Mengatasi luapan air tersebut Pemkab Ketapang sudah menurunkan alat berat. Bupati Ketapang, Drs Henrikus M.Si juga langsung meninjau aktifitas pegawai Pemkab Ketapang mengatasi agar luapan Sungai Pawan tidak menimbulkan dampak serius di sekitar Kanalisasi Desa Sungai Pelang.
Bupati bersama pengurus TP-PKK Kabupaten Ketapang langsung menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Pantauan Pontianak Post, meluapnya kanal di Desa Sungai Pelang, merupakan meluanya debit air di kawasan gambut akibat tingginya curah hujan, serta gambut sebagai daerah resapan. Selain itu, air Sungai Pawan yang meluap juga masuk ke kanal. Ini dapat terlihat dari arus air pada saat dalam berasal dari arah Sungai Pawan masuk ke kanal.
Pintu air pada kanal yang tak jauh dari Sungai Pawan juga sudah tidak ada. Pada beberapa saluran air itu, tak ditemukan lagi pintui air yang bisa menahan masuknya air dari Sungai Pawan. Kawasan gambut Sungai Pelang dan sekitar merupakan penampung air dari Matan Hilir Selatan Tumbang Titi, Pemahan, dan sekitarnya.
Kawasan gambut ini dipisahkan oleh Sungai Pawan dengan hamparan Gambut, Tanjungpasar, tanjungpura, Mayak, Ulak Medang, Sepahan, sampai sungai Kelik.
Dua kawasan gambut inilah yang menjadi benteng alamkarena menyerap air dari daerah perhuluan sebelum dilepas ke laut.
Sementara itu, kondisi banjir di daerah perhuluan mulai surut. Namun air tersebut bertahan di sekitar Desa tanjungpasar, Tanjungpura, Mayak, Ulak Medang dan sekitarnya. Transportasi darat menuju desa pesisir pawan ini masih terputus oleh banjir. Arus sungai juga masih deras, luapan air juga masih menggenani jalan desa, dan lantai rumah warga.(ndi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar