Selasa, 22 November 2011
Jamin Tak Ada Kekosongan Obat Ketapang –
Stok obat yang kosong di RSUD Agoesdjam kembali mendapat sorotan. Dalam rapat pembahasan anggaran APBD 2012, kemarin, anggota DPRD kembali menanyakan hal tersebut. Pihak rumah sakit mengklaim kekosongan obat lantaran utang yang menumpuk. Tak hanya obat, tapi juga utang RSUD yang mencapai sekitar Rp 3,2 miliar.
“Semuanya sekitar Rp 3,2 miliar. Saat ini kita sedang proses pembayaran. Tapi pembayaran itu tidak bisa langsung karena harus memenuhi proses administrasi. Akhir tahun insya Allah semuanya sudah lunas. Makanya Pemda menyatakan sudah mencukupi di 2012,” kata Uray Imran, Kabid Penunjang Medik RSUD Agoesdjam, kepada wartawan kemarin.
Dikatakannya RSUD telah menganggarkan kembali pada APBD 2012. Menurut dia, jika utang-utang itu selesai, dapat dijamin ketersediaan obat-obatan di apotek RS. Tak seperti yang selama ini dikeluhkan. Untuk 2012, pihaknya juga sudah mengantisipasi soal kebutuhan obat pasien.
“Soal penambahan kebutuhan obat juga sudah kita antisipasi dengan dana APBD yang ada sekarang. Jadi perkiraan kita dengan sisa waktu saat ini masih aman. Ke depannya obat apa yang mereka perlukan kita lakukan formularium rumah sakit. Obat-obat apa saja yang mereka perlukan. Kita sudah tampung semua. Dalam setahun kita mendrop empat kali untuk obat-obatan,” terangnya.
Ia juga mengakui minimnya obat-obatan di RSUD. Terkadang, lanjut dia, dari empat resep yang ada sering satu resep obat yang harus dicari di luar. Tapi bagi masyarakat yang tak mampu, pihak RS dapat memberikan jaminan atau pasien dapat mengklaim obat yang telah dibeli di luar. Tak hanya obat-obatan, kondisi serupa juga terjadi dengan bahan-bahan laboratorium rumah sakit. Lagi-lagi ketiadaan dana dan utang yang menumpuk menjadi kendala pengadaan bahan-bahan laboratorium tersebut.
Selain itu yang menjadi kendala adalah masa kedaluwarsa bahan-bahan kimia laboratorium. “Bahan-bahan ini tidak bisa bertahan terus, ada batas waktunya. Memang kemarin Pak Deji (Kasi Pidsus Ketapang, red) sempat tidak jadi menjalani test narkoba karena bahan-bahannya habis. Tapi besoknya sudah datang, jadi beliau dapat melakukan test. Kendalanya juga karena lambatnya pengiriman,” bebernya.
Pagar Abu Nawas
Dalam pembahasan rapat anggaran APBD 2012 tersebut, beberapa anggota DPRD sempat mempertanyakan anggaran yang diajukan pihak RS, termasuk soal pembangunan pagar rumah sakit. “Pagar yang mana lagi. Jangan-jangan bangun pagar abu nawas. Sudah dipagar orang tetap bebas keluar masuk,” cecar Samsidi, anggota DPRD dalam rapat tersebut.Menurut dia, pembangunan pagar yang ada selama ini tak juga dapat menertibkan para pengunjung rumah sakit.
Lebih jauh, anggota DPRD dari Fraksi Golkar Junaidi, SP mempertanyakan grand design pembangunan rumah sakit. Tujuannya agar semua mengetahui bentuk dan pola rumah sakit sesuai yang diinginkan.
Terkait hal tersebut, Direktur RSUD Agoesdjam Djoko Hartono mengaku pagar yang ada sekarang masih tidak mumpuni. Ke depan pihaknya berniat memagar keliling rumah sakti dan hanya disisakan dua pintu, keluar dan masuk. “Supaya keamanan juga terjamin. Selama ini orang dapat keluar masuk dengan bebas ke rumah sakit,” ujarnya. (KiA)
Sumber : equator-news.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar