banyak lahan potensi sebenernya di Kalimantan Barat, tapi sayang, pengelolaan & promonya belum maksimal..sebenarnya pengelolalaan&promosi sudah cukup dilakukan oleh berbagai pihak, ini dapat dilihat dari jumlah calon investor yang yang mencoba berinvestasi di Kab. Ketapang cukup banyak. ternyata para calon investor luar dengan teknologi dan SDM yang cakap lebih agresif mencari SDA, sebagai bagian dari dunia ini, saya cukup terkesima dengan kenyataan bahwa mereka (pengusaha dan Investor) lebih mengetahui dimana sumber2 yang bisa diolah dibandingkan kita.
tetapi sekali lagi yang perlu dimafhumi, kendala regulasi dan kemampuan birokrat di Indonesia dalam memfasilitasi pemajuan daerah masih jauh dari harapan...conflict of interest antar pusat dan daerah sangat menghambat pengusaha dan para calon investor...contohnya, masalah kehutanan sangat-sangat menghambat para pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya. isu-isu seperti misalnya global warming menjadi alasan untuk mempertahankan hutan..coba kita berfikir lebih luas, menurut para ahli (Baik lokal maupun luar), negara kita yang hijau ini ini harus dijaga kelestariannya..betuul..betuul..betuul..akan tetapi, apakah kita harus membiarkan hutan kita yang hijau sampai berlumut dengan mengorbankan kemajuan daerah? sementara negara maju dengan industrinya tetap dapat menghamburkan karbon ke angkasa?sekitar tahun 80-an pemerintah kita sudah menawarkan hutan kita sebagai paru2 dunia, dengan kompensasi dari negara2 industri. tapi karena isu global warming belum bombastis seperti saat ini, mereka tidak terlalu menanggapi, sehingga jangan disalahkan kalau illeggal logging dan mining marak sehingga akibatnya terasa saat ini..
mengharapkan dana rutin dari pusat untuk membangun? berapa banyak jalan negara dan provinsi yang hancur dan terputus setelah sekian banyak dana dikeluarkan? membiarkan taraf hidup rakyat di bawah kelayakan?sehingga akses ke pendidikan dan kesehatan yang memang mahal tak dapat dirasakan apalagi dinikmati?
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar